- Back to Home »
- Etika dan Budi pekerti »
- Manusia Sebagai Pelaku Moral
Posted by : Shindy Arlina S.pd
PENGERTIAN MORAL
Kata moral berasal dari bahasa latin “mos”(moris), yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, peraturan / nilai-nilai atau
tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan
melakukan peraturan. Perilaku
sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral di dalam kelompok
sosial, yang dikembangakan oleh konsep moral. Yang dimaksud dengan konsep moral
ialah peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu
budaya. Konsep moral inilah yang menentukan pola perilaku yang diharapakan dari
seluruh anggota kelompok.
Disamping
perilaku moral ada juga perilaku tak bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai
dengan harapan sosial karena sikap tidak setuju dengan standar sosial yang
berlaku atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri, serta perilaku
amoral atau nonmoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial
karena ketidak acuhan atau pelanggaran terhadap standar kelompok sosial.
Nilai-nilai individual dan standar moral itulah yang akan mendorong komitmen
seseorang untuk melakukan tindakan, sehingga terjadinya perubahan perilaku. Dan
pendidikan akan membantu siswa untuk
memiliki moral yang baik sehingga mereka bertindak dengan cara-cara yang
lebih diterima oleh masyarakat. Perubahan yang terjadi pada prilaku individu
ini karena diperkenalkannya informasi baru yang menyebabkan perubahan dalam
dasar-dasar kepercayaan, nilai dan sikapnya. Kepercayaan yang dimaksud disini
adalah ekumpuln fakta atau opinimengenai keenaran an kebaikan. Sedanngkan sikap
adalah serangkaian kepercayaan yang meentukan pilihan terhadap objek atau
situasi tertntu.
Menurut Kohlberg dalam
Djahiri moral diartikan sebagai segala hal yang mengikat,membatasi, dan
menentukan serta harus dianut, diyakini, dilaksanakan dalam kehidupan dimanapun
kita berada.
Selanjutnya, Kama Abdul
Hakam mengatakan bahwa berbicara soal moral berarti berbicara soal perbuatan
manusia dan juga pemikiran dan pendirian mereka mengenai apa yang baik dan apa yang
tidak baik, mengenai apa yang patut dan tidak patut dilakukan. Dari beberapa pendapat tadi bisa disimpulkan bahwa moral adalah
keseluruhan aturan, kaidah atau hukum yang berbentuk perintah dan larangan yang
mengatur perilaku manusia dan masyarakat di mana manusia itu berada. Dalam
perkembangannya kemudian, kata mos, mores
dan moral ini menjadi “moralis-moralitas”. Moralitas dipergunakan untuk
menyebut sebuah perbuatan yang memiliki makna lebih abstrak. Apabila
ditanyakan, apakah moralitas tersebut? Moralitas adalah segi moral baik maupun
buruknya suatu perbuatan. Moralitas menunjuk pada suatu konsep yang
keseluruhannya memaknai suatu perbuatan itu berkenaan dengan hakekat nilai,
terkait dengan kualitas perbuatan manusiawi.
Kata moralitas, yang berasal dari
kata sifat Latin moralis. Ini mempunyai arti yang mirip sama dengan moral,
hanya lebih abstrak. Kita berbicara tentang moralitas suatu perbuatan, artinya
memandang baik buruknya perbuatan dari segi moral. Moralitas adalah sifat moral
atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Menurut Sumantri,
istilah moral dan moralitas itu tidak sekedar menunjukkan tingkah laku atau
sikap semata, akan tetapi lebih kepada kompleks komponen yang menyangkut
keduanya. Dari asumsi ini, pernyataan moral dan moralitas tidak saja meliputi
komponen sikap, akan tetapi sekaligus tingkah lakunya.
Pemikiran Lickona ini mengupayakan
dapat digunakan untuk membentuk watak anak, agar dapat memiliki karater
demokrasi. Oleh karena itu, materi tersebut harus menyentuh tiga aspek teori
(Lickona), yaitu seperti berikut:
Ø Konsep moral (moral
knowing) mencakup kesadaran moral (moral awarness), pengetahuan nilai moral
(knowing moral value), pandangan ke depan (perspective talking), penalaran
moral (reasoning), pengambilan keputusan (decision making), dan pengetahuan
diri (self knowledge).
Ø Sikap moral (moral
feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa percaya diri (self esteem),
empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good), pengendalian diri (self
control), dan kerendahan hati (and huminity).
Ø Prilaku moral (moral
behavior) mencakup kemampuan (compalance), kemauan (will) dan kebiasaan
(habbit).
NORMA-NORMA
MORAL YANG ADA DI MASYARAKAT
Pengertian norma adalah alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Normal juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah. Norma yang berlaku dimasyarakat Indonesia ada lima, yaitu:
(1)
Norma Agama
Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah dari suatu agama, yang
bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan penganutnya. Apabila seseorang tidak
memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar
norma-norma agama. Contohnya: orang yang suka mabuk-mabukan, berzina dll. Sanksi dari agama ditentukan oleh Tuhan. Oleh karena itu,
hukumannya berupa siksaan di akhirat, atau di dunia atas kehendak Tuhan
(2)
Norma Kesusilaan
Norma ini berdasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia. Contohnya
adalah melakukan pelecehan seksual (misalnya saja yang sering terjadi di dunia
pendidikan sekarang adalah guru yang memerkosa muridnya). Sanksi
pelanggaran atau penyimpangan norma kesusilaan adalah biasanya secara moral berupa
gunjingan dari lingkungannya dan juga dari hukum bisa berupa hukuman penjara.
(3)
Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di
masyarakat. Contohnya saja cara berpakaian, cara berbicara dengan orang yang
lebih tua dll. Dan biasanya bila ada pelanggaran di dalam norma kesopanan bisa
berupa gunjingan dan cemooh dari orang lain.
(4) Norma Kebiasaan ( Habit)
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan dan bila tidak
melakukannya dianggap aneh oleh masyarakat lain. Contohnya: kegiatan melakukan
acara selamatan, acara pada saat kelahiran bayi dll. Dan biasanya hukumannya
berupa cemooh dan gunjingan dari orang lain.
(5) Norma Hukum
adalah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat
oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya
mengikat setiap orang dan pelaksanaanya
dapat dipertahankan dengan segala paksaan. Contohya: saat pengendara melanggar
rambu-rambu lalu lintas. Hukumannya bisa berupa denda dari
petugas kepolisian,
dan bila pelanggaranhya berat bisa dengan hukuman penjara dan sesuai
dengan
peraturan yang berlaku yang sesuai UU.
Berdasarkan
uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa norma adalah petunjuk hidup bagi warga
yang ada dalam masyarakat, karena norma tersebut mengandung sanksi. Siapa saja,
baik individu maupun kelompok, yang melanggar norma dapat hukuman yang berwujud
sanksi.
NILAI-NILAI MORAL
Ø Nilai yang berkaitan dengan perkembangan diri
1. kepercayaan Kepada Tuhan yaitu: Keyakinan
tentang adanya Tuhan sebagai pencipta alam dan mematuhi segala perintah dan
larangannya berlandaskan pegangan agama masing – masing
2. .Kerajinan yaitu :Usaha yang
berterusan penuh dengan semangat ketekunan, kecekalan, kegigihan
3.Kasih Sayang yaitu :Kepekaan dan
perasaan cinta yang mendalam serta berkekalan yang lahir dari pada hati yang
ikhlas.
4.Keadilan yaitu :Tindakan dan
keputusan yang saksama serta tidak berat sebelah.
Ø Nilai yang berkaitan dengan kekeluargaan
.Kasih Sayang Terhadap Keluarga yaitu
:Perasaan cinta, kasih dan sayang yang mendalam terhadap keluarga. Dan saling
menghargai antar keluarga.
Ø Nilai
yang berkaitan dengan alam sekitar
Menyayangi Dan Menghargai Alam
Sekitar yaitu :Kesadaran tentang perlunya memelihara dan menjaga alam sekitar untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Ø Nilai yang berkaitan dengan HAM
Menghormati dan saling menghargai
orang lain dalam masyarakat, lingkungan maupun keluarga.
Ø Nilai
yang berkaitan dengan demokrasi
Kebebasan Bersuara yaitu :Kebebasan dalam
mengeluarkan fikiran atau pendapat di dalam hidup bermasyarakat.
CIRI- CIRI MANUSIA SEBAGAI PELAKU
MORAL
1.Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Di dunia ini mustahil
manusia dapat hidup seorang diri. Manusia akan selalu membutuhkan orang lain
dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu sosiologi kita
telah pelajari tentang interaksi sosial dan tentang sosialisasi. Di situ
dipelajari bahwa hidup seseorang akan terkucil, sendirian, dan menjadi gila
jika tidak mampu bersosialisasi dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Di samping itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari kelompok masyarakat, karena memang manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dalam hal-hal tertentu dengan masyarakat. Manusia mempunyai naluri hidup bersama dengan orang lain. Naluri hidup bersama itu disebut gregariousness.
Jadi dapat dikatakan bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial (homo socialis) karena selalu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Sedang kan yang di maksud manusia sebagai makhluk sosial (homo socialis) yang bermoral adalah manusia merupakan mkhluk bermasyarakat yang harus mematuhi nilai - nilai, norma, budaya, serta menjunjung tinggi kerjasama. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa manusia pada hakikatnya senang bergaul dan bekerjasama dengan sesama manusia. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan (homo homini socius) artinya : manusia sebagai kawan sesamanya.
Di samping itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari kelompok masyarakat, karena memang manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dalam hal-hal tertentu dengan masyarakat. Manusia mempunyai naluri hidup bersama dengan orang lain. Naluri hidup bersama itu disebut gregariousness.
Jadi dapat dikatakan bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial (homo socialis) karena selalu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Sedang kan yang di maksud manusia sebagai makhluk sosial (homo socialis) yang bermoral adalah manusia merupakan mkhluk bermasyarakat yang harus mematuhi nilai - nilai, norma, budaya, serta menjunjung tinggi kerjasama. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa manusia pada hakikatnya senang bergaul dan bekerjasama dengan sesama manusia. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan (homo homini socius) artinya : manusia sebagai kawan sesamanya.
Proses pendidikan dan penyesuaian sebagai Individu dan
masyarakat ada dua hal, antara lain :
-Sosialisasi : Merupakan proses Integrasi (penggabungan)
Individu dengan masyaarakat terutama penyesuaian sikap dan kebiasaan.
-Enkulturasi: Proses penyesuaian nilai norma, dan budaya
seseorang atau individu.
Ciri-Ciri Manusia Sebagai Makhluk
Sosial yang Bermoral
·
Berusaha
melaksanakan pengendalian diri
contoh : -Tidak bermain saat
pelajaran berlangsung
-Memperhatikan guru saat menjelaskan
-Datang tepat waktu ke sekolah
·
Berusaha
melaksanakan serta senang bekerjasama dan saling menolong dengan sesama anggota masyarakat.
contoh : -Menjaga kebersihan di
lingkungan
-Belajar kelompok
-Bekerja bakti dilingkungan rumah maupun sekolah.
2.Manusia
Sebagai Makhluk Ekonomi
Walaupun manusia membutuhkan manusia
lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari, tetapi manusia tetap
memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri. Secara pribadi, manusia
harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya.
Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.
Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.
Ciri-ciri
manusia sebagai makluk ekonomi yang bermoral
- Berusaha melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan.
- Dalam tindakannya
untuk memenuhi kebutuhan hendaknya mengetahui faktor moral
- Dalam
usahanya untuk memenuhi kebutuhan, manusia memerlukan kerjasama dengan
pihak lain.
- Taat kepada norma
agama dan hukum yang berlaku
- Berlaku jujur dalam
setiap kegiatannya
- Selalu menjaga
kelestarian alam
- Berusaha melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan.
- Dalam tindakannya untuk memenuhi kebutuhan hendaknya mengetahui faktor moral
- Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan, manusia memerlukan kerjasama dengan pihak lain.
- Taat kepada norma agama dan hukum yang berlaku
- Berlaku jujur dalam setiap kegiatannya
- Selalu menjaga kelestarian alam
Manusia dalam melakukan tindakan
sebagai makhluk ekonomi hendaknya memiliki aspek-aspek sebagai
berikut :
- Rasional ( yang dimaksud rasional disini adalah manusia di dalam tindakannya selalu mempertimbangkan pengorbanan dengan manfaat dari tindakan yang dilakukan).
- Kepentingan pribadi
- Moral
- Informasi
MAKNA MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK EKONOMI YANG BERMORAL
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang
lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi,
bermasyarakat / bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong
dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul
dengan sesama merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang
dinamakan Gregariousness. Maka dengan demikian manusia merupakan makhluk sosial
( Homo Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin berinteraksi dengan sesama/
bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai
naluri untuk senantiasa hidup bersama sesamanya dinamakan ilmu sosiologi.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam Smith ( 1723-1790) dalam
bukunya yang berjudul “ An Inquiry into the nature and causes of the wealth of
nations”, yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi ( Homo Economicus) yang
cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu
berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya (self Interest).
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai kemakmuran selalu mementingkan
diri sendiri dan merugikan orang lain. Makhluk ekonomi cenderung menggunakan
prinsip prinsip ekonomi dalam aktifitasnya
- Homo homini lupus = manusia
menjadi serigala bagi manusia lainnya (maksudnya manusia merugikan
/membuat kelicikan/ kejahatan terhadap manusia lainnya.
- Homo homini socius = manusia
menjadi kawan bagi manusia lainnya.
- Aristoteles (seorang filsuf
yunani ) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu
hidup bermasyarakat. (zoon
politicon).
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK EKONOMI YANG BERMORAL
Cara
menghubungkan cirri manusia sebagai makluk social dan manusia sebagai makluk
ekonomi adalah contohnya saja dalam kehidupan sehari-hari, jika manusia dalam
usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan pribadinya menggunakan segala cara tanpa
memperdulikan apakah cara yang ditempuh itu halal atau haram, merugikan orang
lain atau dengan jalan yang tidak baik, maka manusia itu akan menjadi serigala
bagi manusia lainnya. Manusia yang sudah menjadi serigala bagi manusia lainnya
akan menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. Mereka sering
mengorbankan orang lain. Mereka tidak peduli apakah orang lain itu rugi akibat
perbuatannya. Mereka tidak malu untuk mencari uang dan kekayaan meskipun dengan
cara yang curang. Manusia yang menjadi serigala bagi manusia lain disebut homo
homini lupus.
Sedangkan kita tahu, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Dalam melakukan aktivitas, termasuk bekerja dan usaha mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kita selalu membutuhkan bantuan dan kerja sama dari orang lain. Karena itu, kita tidak boleh berlaku seenaknya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka kita harus memiliki moral dan akhlak ketika kita menjalankan fungsi sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi.
CIRI-CIRI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN EKONOMI YANG BERMORAL
Sedangkan kita tahu, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Dalam melakukan aktivitas, termasuk bekerja dan usaha mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kita selalu membutuhkan bantuan dan kerja sama dari orang lain. Karena itu, kita tidak boleh berlaku seenaknya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka kita harus memiliki moral dan akhlak ketika kita menjalankan fungsi sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi.
CIRI-CIRI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN EKONOMI YANG BERMORAL
Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia
kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah
yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga
timbulah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat.
Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki 2 hasrat yaitu:
1.
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya (
Masyarakat).
2.
Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.
Manusia
sebagai makhluk ekonomi memiliki Ciri- ciri yaitu:
- Cenderung melakukan tindakan
ekonomi atas dasar kepentingan sendiri
- Cenderung melakukan tindakan
ekonomi secara efisien. ( selalu memikirkan perbandingan antara apa yang
dikorbankan atau yang dikeluarkan dengan apa yang akan dicapai/hasilnya.).
- Cenderung memilih suatu
kegiatan atau aktifitas yang paling dekat dengan pencapaian tujuan yang
diinginkan.
Ketiga
kecenderungan ini disebabkan karena kebutuhan atau keinginan manusia yang
selalu bertambah sedangkan sumberdaya atau pemuas kebutuhan sifatnya terbatas. Adapun
faktor yang mempengaruhi perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya adalah:
Faktor
Internal:
·
Sikap
dan gaya hidup
·
Selera
·
Pendapatan
·
Intensitas
kebutuhan
Faktor
Eksternal:
·
Lingkungan
·
Adat
istiadat
·
Kebijakan
pemerintah
·
Mode
/ Trend
·
Kemajuan
teknologi dan kebudayaan
·
Keadaan
alam
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK EKONOMI YANG BERMORAL
Manusia
dalam memenuhi kebutuhannya tak lepas dari hubungannya dengan orang lain,
karena dengan adanya hubungan tersebut maka apa yang dibutuhkan mungkin dapat
terpenuhi, sebagai contoh; Manusia membutuhkan makan nasi maka ia harus pergi
ke pasar untuk membeli beras pada penjual beras, adapun penjual beras tentunya
mendapatkan beras (membelinya) dari para petani di desa. Hubungan jual beli ini
tentunya akan lebih baik dengan mengindahkan etika dan norma moral yaitu dengan
tidak melakukan kecurangan dalam transaksi jual belinya. Seperti mengurangi
timbangan atau transaksi dengan menggunakan sebagian uang palsu dan berbagai
bentuk kecurangan lainya.
Bila
terjadi kecurangan kecurangan tentunya hubungan antar manusia tidak akan
harmonis. Walau manusia sebagai makhluk ekonomi yang selalu ingin mementingkan
diri sendiri dalam memenuhi kebutuhannya namun tidak dibenarkan untuk melakukan
kecurangan dalam memperoleh apa yang di inginkan. Manusia tidak boleh
mengabaikan etika dan nilai nilai moral didalam hubungannya dengan manusia lain
(homo socius) dan dalam memenuhi kebutuhannya (homo economicus).