- Back to Home »
- Perkembangan Peserta Didik »
- Karakteristik Perkembangan Anak (Fisik, Motorik, Intelektual)
Posted by : Shindy Arlina S.pd
Karakteristik Perkembangan Anak-Anak
Fisik atau tubuh manusia merupaRkan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
- Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
- Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
- Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan
- Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
A. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak – kanak ( 0 – 5 tahun ) Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik , yaitu gerakan gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbanga berkembang dengan baik.
B. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak (5-11) Perkembangan:waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak kanak,koordinasi mata berkembang dengan baik ,masih belum mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relative tidak stabil dan mudah sakit ,rentan dan daya tahan kurang
C. Usia 8-9 tahun Terjadi perbaikan koordinasi tubuh,Ketahanan tubuh bertambah,Anak laki laki cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat,Koordinasi mata dan tangan lebih baik,Sistim peredaran darah masih belum kuat,Koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik,Dari segi psiologi anak wanita lebih maju satu tahun dari lelaki
D. Usia 10-11 tahun Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita,Kenaikan tekanan darah dan metabolism yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12tahun), Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang
kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang
sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan
sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari
berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Jadi dapat disimpulkan pula
bahwa perkembangan
motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan
pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi
dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan itu terjadi
anak akan tetap tidak berdaya.
a. Motorik Gerakan Kasar
Perkembangan
jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, berjinjit, melompat,
bergantung, melempar, dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini
diperlukan dalam meninkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar.
Pada anak usia 4 tahun, anak sangat mnyenangi kegiatan fisik yang mengandung
bahaya, seperti melompat dari tempat tinggi. Pada usia 5 atau 6 th keinginan
untuk melakukan kegiatan berbahaya bertambah, anak pada masa ini menyukai
kegiatan lomba seperti balapan sepeda, atau kegiatan lain yng mengandung
bahaya.
b.
Perkembangan Gerakan Motorik Halus
Perkembangan
motorik halus pada masa usia 6-7 tahun, koordinasi gerakan
berkembang secara pesat, pada masa ini anak sudah mampu mengkoordinasikan
gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerkan mata dengan tangan,
lengan dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat saat anak menulis
dan menggambar.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
- Mampu melompat dan menari
- Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- Dapat menghitung jari – jarinya
- Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
- Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
- Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
- Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang spiritual
- Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
- Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
- Ketrampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
- Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang berhubungan dengan pubertas mulai tampak
- Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur pakaian sendiri , dll.
- Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
- Mulai tertarik dengan lawan jenis.
Piaget membangi empat tahapan perkembangan intelektual/
kognitif, yaitu
(1) tahap sensori motoris,
(2) tahap praoperasional,
(3) tahap operasional konkret dan
(4) tahap operasional formal.
Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai perwujudan kemampuan intelek individu sesuai dengan tahap perkembangannya.
(1) tahap sensori motoris,
(2) tahap praoperasional,
(3) tahap operasional konkret dan
(4) tahap operasional formal.
Setiap tahapan memiliki karakteristik tersendiri sebagai perwujudan kemampuan intelek individu sesuai dengan tahap perkembangannya.
Adapun karakteristik setiap tahapan perkembangan intelek
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Tahap Sensori-Motoris
Tahap sensori-motoris ditandai dengan karakteristik menonjol
sebagai berikut :
- Segala tindakannya masih bersifat naluriah
- Aktivitas pengalaman didasarkan terutama pada pengalaman indra
- Individu baru mampu melihat dan meresapi pengalaman, tetapi belum mampu untuk mengategorikan pengalaman
- Individu mulai belajar menangani objek-objek konkret melalui skema-skema sensori motorisnya.
Sebagai upaya lebih memperjelas karakteristik tahap
sensori-motoris ini, Piaget merinci lagi
tahap sensori-motoris ke dalam enam fase dan setiap fase memiliki karakteristik
tersendiri.
a. Fase pertama
(0-1 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Individu mampu bereaksi secara refleks
- Individu mampu menggerak-gerakkan anggota badan meskipun belum terkoordinir
- Individu mampu mengasimilasi dan mengakomodasikan berbagai pesan yang diterima dari lingkungannya.
b. Fase kedua (1-4
bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mampu memperluas skema yang
dimilikinya berdasarkan hereditas
c. Fase ketiga (4-8
bulan) memiliki karakteristik bahwa individu mulai dapat memahami hubungan
antara perlakuannya terhadap benda dengan akibat yang terjadi pada benda itu.
d. Fase keempat
(8-12 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Individu mampu memahami bahwa benda tetap ada meskipun untuk sementara waktu hilang dan akan muncul lagi di waktu lain.
- Individu mulai mampu mencoba sesuatu
- Individu mampu menentukan tujuan kegiatan tanpa tergantung kepada orangtua
e. Fase kelima
(12-18 bulan) memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Individu mulai mampu untuk meniru
- Individu mampu untuk melakukan berbagai percobaan terhadap lingkungannya secara lancar
f. Fase keenam (18-24 bulan) memiliki
karakteristik sebagai berikut :
- Individu mulai mampu untuk mengingat dan berpikir
- Individu mampu untuk berpikir dengan menggunakan simbol-simbol bahasa sederhana
- Individu mampu berpikir untuk memecahkan masalah sederhana sesuai dengan tingkat perkembangannya
- Individu mampu memahami diri sendiri sebagai individu yang sedang berkembang
2. Karakteristik Tahap Praoperasional
Tahap praoperasional ditandai dengan karakteristik menonjol
sebagai berikut :
- Individu telah mengkombinasikan dan mentrasformasikan berbagai informasi
- Individu telah mampu mengemukakan alasan-alasan dalam menyatakan ide-ide
- Individu telah mengerti adanya hubungan sebab akibat dalam suatu peristiwa konkret, meskipun logika hubungan sebab akibat belum tepat
- Cara berpikir individu bersifat egosentris ditandai oleh tingkah laku :- berpikir imajinatif- berbahasa egosentris- memiliki aku yang tinggi- menampakkan dorongan ingin tahu yang tinggi dan- perkembangan bahasa mulai pesat.
3. Karakteristik Tahap Operasional Konkret
Tahap
operasional konkret ditandai dengan karakteristik menonjol bahwa segala sesuatu
dipahami sebagaimana yang tampak saja atau sebagaimana kenyataan yang mereka
alami. Jadi, cara berpikir individu belum menangkap yang abstrak meskipun cara
berpikirnya sudah tampak sistematis dan logis. Dalam memahami konsep, individu
sangat terikat kepada proses mengalami sendiri. Artinya, mudah memahami konsep
kalau pengertian konsep itu dapat diamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan
dengan konsep tersebut.
4. Karakteristik Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal ditandai dengan karakteristik
menonjol sebagai berikut :
- Individu dapat mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi
- Individu mulai mampu berpikir logis dengan objek-objek yang abstrak
- Individu mulai mampu memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat hipotesis
- Individu bahkan mulai mampu membuat perkiraan (forecasting) di masa depan
- Individu mulai mampu untuk mengintrospeksi diri sendiri sehingga kesadaran diri sendiri tercapai
- Individu mulai mampu membayangkan peranan-peranan yang akan diperankan sebagai orang dewasa
- Individu mulai mampu untuk menyadari diri mempertahankan kepentingan masyarakat di lingkungannya dan seseorang dalam masyarakat tersebut.