- Back to Home »
- Etika dan Budi pekerti »
- Penerapan Fungsi Etika dan Budi Pekerti di Masyarakat
Posted by : Shindy Arlina S.pd
1. PENGERTIAN ETIKA DAN BUDI PEKERTI
Kata etik (atau etika)
berasal dari kata ethos (bahasa
Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep
yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau
baik. Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the performance index or reference for
our control system”.
Secara etimologi budi pekerti
terdiri dari dua unsur kata, yaitu budi dan pekerti. Budi dalam bahasa
sangsekerta berarti kesadaran, budi, pengertian, pikiran dan kecerdasan. Kata
pekerti berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaan atau perilaku. Dengan
demikian budi pekerti berarti kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam
berprilaku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak
dan watak. Budi pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam kosa
kata latin dikenal dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebtu ethics.
Budi pekerti secara operasional
merupakan suatu prilaku positif yang dilakukan melalui kebiasaan. Artinya
seseorang diajarkan sesuatu yang baik mulai dari masa kecil sampai dewasa
melalui latihan-latihan, misalnya cara berpakaian, cara berbicara, cara menyapa
dan menghormati orang lain, cara bersikap menghadapi tamu, cara makan dan
minum, cara masuk dan keluar rumah dan sebagainya.
Dalam
menerapkan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sering terjadi
benturan-benturan nilai dan norma-norma yang kita rasakan. Apa yang dahulu kita
anggap benar mungkin sekarang sudah menjadi salah. Apa yang dulu kita anggap
tabu dibicarakan sekarang sudah menjadi suatu yang lumrah. Misalnya berbicara
masalah seks, hubungan pacaran, masalah politik, masalah hak azazi manusia, dan
sebagainya.
2. SUMBER-SUMBER NILAI ETIKA
Yang menjadi acuan dalam melaksanakan etika adalah :
Yang menjadi acuan dalam melaksanakan etika adalah :
- AgamaBanyak ajaran dan paham pada masing- masing agama mengandung suatu ajaran moral
yang menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya.Contoh : Etika Berbeda Pendapat, Etika Bergaul dengan orang lain, Etika Buang Hajat, Etika Di Jalan, Etika Jenazah dan Ta’ziah, Etika Makan dan Minum, Etika Berbicara, Etika Bertetangga.
- FilosofiPandangan hidup seseorang atau sekelompok orang atau alasan-alasan logis yang dapat dimengerti dan disetujui oleh semua orang.
- Pengalaman dan Perkembangan BudayaCiri khas utama yang paling menonjol yaitu kekeluargaan dan hubungan kekerabatan yang erat.
- Hukum Hukum tidak berarti banyak, kalau tidak dijiwai oleh moralitas, tanpa moralitas hukum kosong. Kualitas hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnyaContoh: jangan membunuh, jangan mencuri, jangan menipu tidak saja merupakan larangan moral tapi perbuatan-perbuatan itu dilarang jangan menurut hokum dan orang yang melakukan nya harus di hukum dengan tegas. Biasanya hukum dibuat setelah pelanggara-pelanggaran terjadi dalam komunitas.
- Pendidikan.Sebagai alat terpenting untuk menjaga diri dan memelihara nilai-nila positif, serta mengemban dua tugas utama yang saling kontradiktif, yaitu melestarikan dan mengadakan perubahan.Contoh : bertanggung jawab, memperhatikan kebersihan, kerapian dan kenyamanan kelas, berdoa, duduk diam, Tutur kata yang sopan, manis, lembut dan menyenangkan akan mampu menyentuh nurani siswa untuk berbudi pekerti yang luhur.
3.
FUNGSI DAN TUJUAN ETIKA DAN BUDI PEKERTI
Fungsi pendidikan etika dan budi pekerti bagi peserta didik ialah sebagai berikut :
- Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik peserta didik yang telah tertanam dalam lingkungankeluarga dan masyarakatPenyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai dengan budaya bangsa.
- Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam perilaku sehari-hari.
- Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan ajara agama dan budaya bangsa.
- Pembersih, yaitu untuk memebersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, iri, dengki, egois dan ria agar anak didik tumbuh dan berkembang sesuai ajaran agama dan buday bangsa.
- Penyaringan (filter), yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti.
Tujuan dan pendidikan Etika dan Budi
Pekerti meliputi:
- Mendorong kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious.
- Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa.
- Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadap situasi sekitarnya sehingga tidak terjerumus kedalam perilaku yang menyimpang, baik secara individual maupun social.
- Meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat-sifat tercela yang dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Secara umum bertujuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuan,mengkaji dan mempersonalisasikan nilai, mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan tumbuh dan berkembang, berakhlak mulia
dalam diri manusia serta mewujudkannya dalam perilaku sehari - hari, dalam
berbagai konteks sosial - budaya yang berbhinneka sepanjang hayat.
5.
HUBUNGAN KONSEP-KONSEP ETIKA DALAM PENDIDIKAN
Etika sangat berperan
penting dalam kehidupan bermasyarakat oleh karena itu pendidikan harus mampu
menjadikan manusia memahami dan menghayati etika sosial dalam masyarakat. Namun
praktek etika atau budi pekerti tidak cukup hanya diberikan sebagai pelajaran
yang konsekuensinya hafalan atau lulus dalam ujian tertulis. Barangkali ada
baik jika mata pelajaran yang biasanya kearah kognitif itu diorentasikan pada
pemberian alokasi waktu untuk mengajak anak didik mendiskusikan hubungan konsep
etika dalam pendidikan.
Hubungan
Konsep Etika dan Budi Pekerti di dalam pendidikan ataupun pengetahuan di
sekolah harus diseimbangkan dan lebih menekankan pada kebutuhan dan aspek
perkembangan manusia seperti, :
- Pendidikan dasar harus ditekankan dan diprioritaskan pada penanaman nilai dengan pengajaran.
- Nilai-nilai dasar seperti penghargaan terhadap orang lain, religiusitas, sosialitas, gender, keadilan, demokrasi, kejujuran, kemandirian, daya juang, tanggung jawab, penghargaan terhadap lingkungan, harus diberikan sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
- Tahap demi tahap ditingkatkan dan harus mampu mengantar anak pada proses kesadaran penghayatan dan pembentukan nilai hidup.
- Mengembangkan ketrampilan social yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri siswa serta mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari.
- membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun yang berjiwa Pancasila.
- menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik.