- Back to Home »
- Pendidikan Kewarganegaraan »
- Identitas Nasional
Posted by : Shindy Arlina S.pd
IDENTITAS NASIONAL
- Pengertian Identitas Nasional
Identitas
Nasional
adalah
suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan
pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri
serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini
sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk
secara historis.
Identitas
Nasional secara umum
merupakan suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Secara
Fundamental Identitas
Nasional pancasila sebagai filsafat, idiologi dan sebagai dasar
bangsa negara.
Secara
Instrumental Identitas
Nasional adalah UUD 1945, tata perundang-undangan, lambang negara,
semboyan negara, bendera negara dan lagu kebangsaan.
- Sejarah terbentuknya Identitas Nasional
Setiap bangsa pasti
memiliki Identitas Nasional, identitas nasional itu sendiri memiliki
proses pembentukan yang cukup lama, proses yang dialami untuk
membentuk serta menyepakati apa yang akan ditetapkan untuk menjadi
identitas nasional untuk bangsa Indonesia tercinta, melalui suatu
proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan
pada abad ke-4, ke-5 kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah
mulai nampak pada abad ke-8 yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya
dibawah wangsa Syailendra di Palembang, kemudian kerajan Airlangga
dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan yang lain. Proses
terbentuknya Nasionalisme yang berakar pada budaya ini menurut Yamin
di istilahkan sebagai fase terbentuknya Nasionalisme lama, dan oleh
karena itu secara objektif sebagai dasar Identitas Nasional
Indonesia. Oleh karena itu akar-akar Nasionalisme Indonesia yang
berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga merupakan
unsur-unsur Identitas Nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa Indonesia.
- Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional
- Wilayah Geografi
Wilayah geografi
indonesia secara historis adalah wilayah yang semula menjadi wilayah
kekuasaan dua kerajaan besar yakni Sriwijaya dan Majapahit, melipti
seluruh wilayah nusantara, sebagaian Tahiland, Malaysia, Singapura,
sampai ke Filipina. Ketika bangsa indonesia menyatakan diri menjadi
bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, secara politik pada pendiri
negara menetapkan bahwa wilayah geografi yang menjadi identitas
negara indonesia adalah seluruh wilayah nusantara yang meliputi
seluruh bekas jajahan belanda.
- Suku Bangsa
Golongan
sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir) yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak
kurang 300 dialeg bangsa.
- Agama
Bangsa indonesia
sebagai masyarakat agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di
nusantara adalah agama islam, kristen, katolik, hindu, budha,
konghuchu. Agama konghuchu pada masa orde baru tidak diakui sebagai
agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman
Wahid istilah agama resmi negara dihapuskan.
- Kebudayaan
Pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-perangkat
atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagai rujukan pada pedoman-pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi.
- Bahasa Indonesia
Merupakan unsur
pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai
sistem perlambang yang secara nyata dibentuk atas unsur-unsur ucapan
manusia yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
- Identitas Nasional Indonesia :
- Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
- Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
- Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
- Lambang Negara yaitu Pancasila
- Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
- Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
- Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
- Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
- Konsepsi Wawasan Nusantara
- Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
- Proses Membangsa-Negara Merdeka
- Pembentukan Identitas Bangsa
Kelahiran
identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, cirri khas serta
keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor
yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun
faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi :
1.
Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan
demografis.
2.
Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Kondisi
geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
komunikasi antar wilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi
perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, social dan kultural
bangsa Indonesia.Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia
ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia
beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor yang ada di
dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai factor tersebut
melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan Negara bangsa
beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme
berkembang di Indonesia pada awal abad XX.
Pancasila
sebagai kepribadian dan Identitas Nasional :bangsa Indonesia sebagai
salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki sejarah
serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain
di dunia. Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase
nasionalisme modern, diletakkanlah prinsip-prinsip dasar filsafat
sebagai suatu asas dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa, yang
diangkat dari filsafat hidup ataupan dengan hidup bangsa Indonesia ,
yang kemudian di abstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber kepada kepribadiannya
sendiri. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu
:Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam
kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar
pembentukan nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para
pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh
para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian
dicetuskan padaSumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya titik
kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan
identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan negara
Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian
diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia.Oleh
karena itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam
perspektif sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas
nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah
terbentuknya bangsa Indonesia.
Identitas
Nasional Bangsa Indonesia merupakan salah satu identitas yang telah
melekat pada Negara Indonesia adalah keBinneka Tunggal Ika.Ungkapan
Binneka Tunggal Ika dalam lambang nasional terletak pada simbol
burung garuda dengan lima simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar
Negara Pancasila.
- Paham Bangsa Indonesia
Kepentingan
negara didudukkan diatas kepentingan individu atau golongan
- Integrasi Nasional
Usaha dan proses
mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Faktor-faktor
pendorong Integrasi Nasional :
- Faktor Sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
- Keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa Indonseia sebagaimana dinyatakan dalam sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
- Rasa cinta tanah air dikalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menagakkan, dan mengisi kemerdekaan
- Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
- Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan proklamasi kemerdekaan, pancasila dan UUD 1945, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor
penghambat Integrasi Nasional :
- Masyarakat Indonesia yang Heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesuku bangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
- Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi lautan luas.
- Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
- Masih besarnya ketimpangan dan ketidak merataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, agama, ras dan antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
- Adanya paham “etnosentrisme” diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
- Prinsip dan Nilai Pancasila Identitas Nasional
- Prinsip dalam Pancasila
- KeTuhanan YME
Pola pikir, sikap
dan tindak bangsa Indonesia mengacu pada prinsip yang terkandung di
dalamnya.Orang bebas berfikir, bebas berusaha, namun sadar dan yakin
bahwa akhirnya yang menentukan segalanya adalah Tuhan Yang Maha
Esa.Man
proposes, but God disposes,
sehingga manusia rela dan ikhlas diatur. Dalam menentukan suatu
pilihan tindakan seorang memiliki kebebasan, namun kebebasan tersebut
harus dipertanggungjawabkan, dan memiliki akibat terhadap pilihan
tindakannya.Dalam menentukan pilihan tindakan, seseorang mengacu pada
terwujudnya keselarasan atau harmoni dan kelestarian alam semesta.
- Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Memberikan acuan
bahwa dalam olah fikir, olah rasa, dan olah tindak, manusia selalu
mendudukkan manusia lain sebagai mitra, sesuai dengan harkat dan
martabatnya. Hak dan kewajibannya dihormati secara beradab. Dengan
demikian tidak akan terjadi penindasan atau pemerasan. Segala
aktivitas bersama berlangsung dalam keseimbangan, kesetaraan dan
kerelaan.
- Persatuan Indonesia
Pola
fikir, sikap dan tindak bangsa Indonesia selalu mengacu bahwa negara
Indonesia merupakan negara kesatuan dari Sabang sampai Merauke. Kita
mengaku bahwa negara kesatuan ini memiliki berbagai keanekaragaman
ditinjau dari segi agama, adat, budaya, ras dan sebagainya yang harus
didudukkan secara proporsional dalam negara kesatuan. Dalam hal
terjadi konflik kepentingan, maka kepentingan bangsa diletakkan
diatas kepentingan pribadi, golongan dan daerah.
- Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
Memberikan petunjuk
dalam berfikir, bersikap dan bertingkahlaku bahwa yang berdaulat
dalam negara Republik Indonesia adalah seluruh rakyat, sehingga
rakyat harus didudukkan secara terhormat dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Aspirasi rakyat dipergunakan
sebagai pangkal tolak penyusunan kesepakatan bersama dengan jalan
musyawarah.Apabila dengan musyawarah tidak dapat tercapai
kesepakatan, maka pemungutan suara tidak dilarang.Setiap kesepakatan
bersama mengikat semua pihak tanpa kecuali, dan wajib untuk
merealisasikan kesepakatan dimaksud.Dalam menentukan kesepakatan
bersama dapat juga ditempuh dengan jalan perwakilan.
- Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Memberikan acuan
bagi olah fikir, olah sikap dan olah tindak bahwa yang ingin
diwujudkan dengan adanya negara Republik Indonesia adalah
kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa
kecuali.Pemikiran yang mengarah pada terwujudnya kesejahteraan
sepihak tidak dibenarkan.
- Nilai dalam Pancasila
Nilai adalah hal
ihwal yang memiliki makna bagi kehidupan manusia, kelompok
masyarakat, bangsa atau dunia
- Keimanan
Suatu keadaan yang
menggambarkan keyakinan akan adanya kekuatan supranatural yang
disebut Tuhan Yang Maha Esa. Dengan keimanan namusia yakin bahwa
Tuhan menciptakan dan mengatur alam semesta.Apapun yang terjadi di
dunia adalah atas kehendakNya, dan manusia wajib untuk menerima
dengan keikhlasan.
- Ketakwaan
Suatu sikap berserah
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga bersedia untuk mematuhi segala
perintahNya dan mematuhi segala laranganNya. Ketaatan dan kepatuhan
ini didasari oleh keikhlasan dan kerelaan.
- Keadilan
Menempatkan segala
perkara pada tempatnya. Segala unsur yang terlibat dalam suatu
kegiatan dihormati dan didudukkan sesuai dengan harkat dan
martabatnya, disesuaikan dengan peran fungsi dan kedudukannya.
Kewajiban dan hak asasi dihormati dan didudukkan sesuai dengan
prinsip Pancasila
- Keberadaban
Beradab akan
terwujud apabila komponen yang terlibat dalam kehidupan bersama
berpegang teguh pada adat budaya yang mencerminkan nilai dasar yang
dipegang dalam kehidupan bersama. Beradab menurut bangsa Indonesia
adalah apabila prinsip yang terkandung dalam Pancasila dipergunakan
sebagai acuan pola fikir dan pola tindak, sedang nilai dasar
Pancasila dipegang sebagai tujuan yang hendak direalisasikan.
- Persatuan dan Kesatuan
Menggambarkan bahwa
bangsa Indonesia terdiri atas berbagai komponen yang beraneka ragam,
namun membentuk suatu kesatuan yang utuh. Masing-masing komponen
dihormati dan didudukkan sebagai bagian yang integral dalam kesatuan
negara-negara Indonesia.
- Mufakat
Mufakat adalah hal
ihwal yang mendapatkan kesepakatan bersama dari hasil musyawarah.Hal
ihwal yang telah menjadi suatu permufakatan dipegang teguh dalam
kehidupan bersama, masing-masing unsur yang terlibat dalam
permufakatan wajib mematuhinya
- Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah
kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan dan kebutuhan
manusia baik kebutuhan lahiriyah maupun kebutuhan batiniah sehingga
terwujud rasa puas diri, yang akhirnya bermuara pada rasa damai.
- Makna lambang dalam Pancasila
- Sila pertama ( Bintang Tunggal )
Perisai hitam dengan
sebuah bintang emas. Bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya,
mengandung makna Nur cahyo. Bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya
seperti layaknya Tuhan yang menjadi cahaya bagi setiap manusia.
Bintang berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia.
Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna
asli yang menunjukkan bahwa Tuhan bukan sekedar rekaan manusia tetapi
sumber dari segala yang telah ada sebelum segala sesuatu di dunia
ada.
- Sila ke-2 (Rantai Emas)
Rantai yang disusun
atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia yang lainnya
yang saling membantu. Mata rantai yang membentuk segi empat
melambangkan laki-laki, sedangkan mata rantai yang berbentuk
lingkaran adalah perempuan.
- Sila ke-3 (Pohon Beringin)
Pohon beringin
adalah pohon Indonesia yang berakar tunjang, sebuah akar tunggal
panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut tumbuh sangat dalam
ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Selain itu
pohon beringin memiliki akar yang sulur dan akar yang menjalar
kemana-mana namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti
halnya keragaman suku bangsa yang menyatu dibawah nama Indonesia.
- Sila ke-4 (Kepala Banteng)
Binatang banteng
atau lembu liar adalah binatang sosial yang suka berkumpul, sama
halnya dengan manusia melakukan musyawarah cetusan Presiden Soekarno
dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama, gotong royong
dan kekeluargaan merupakan nilai khas bangsa Indonesia.
- Sila ke-5 (Padi dan Kapas)
Padi dan kapas
menggambarkan sandang dan pangan merupakan kebutuhan pokok setiap
masyarakat Indonesia sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran
yang merupakan tujuan utama bagi sila ke lima ini tanpa melihat
status dan kedudukan.
- Nilai-nilai dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa :
- Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesiau dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
- Hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup
- Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
Nilai sila I
meliputi dan menjiwai sila II, III, IV dan V
- Nilai-nilai dalam Sila Kemanusian Yang Adil dan Beradab
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia
- Saling mencintai sesama manusia
- Mengembangkan sikap tenggang rasa
- Tidak semena-mena terhadap orang lain
- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
- Berani membela kebenaran dan keadilan
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain
Nilai sila II
diliputi dan dijiwai sila I, meliputi dan menjiwai sila III, IV dan V
- Nilai dalam Sila Persatuan Indonesia
- Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
- Rela berkorban untukkepentingan pribadi atau golongan.
- Cinta tanah air dan bangsa
- Bangsa sebagai bangsaIndonesia dan bertanah air Indonesia
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
Nilai sila III
diliputi dan dijiwai sila I dan II, meliputi dan menjiwai sila IV dan
V
- Nilai dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
- Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
- Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh samangat kekeluargaan
- Dengan itikad baik dan penuh rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan bersama
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan
Nilai sila IV
diliputi dan dijiwai oleh sila I, II, III, meliputi dan menjiwai sila
V
- Nilai-nilai dalam Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Mengembangkan perbuatan-perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
- Bersikap adil
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
- Menghormati hak-hak orang lain
- Menjaihu sikap pemerasan terhadap orang lain
- Tidak bersikap boros
- Tidak bergaya hidup mewah
- Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
- Suka bekerja keras
- Menghargai hasil karya orang lain
- Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial
Nilai sila V
meliputi dan dijiwai sila I, II, III dan IV
- Masalah Identitas Nasional
Yang menjadi masalah
dalam identitas nasional indonesia salah satunya adalah maraknya
tentang globalisasi. Globalisasi sendiri dapat kita artikan yaitu
dimana era atau zaman yang ditandai dengan perubahan di daam tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi
sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang, karena yang berada
didalamnya terlalu banyak. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau,
suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada
sejak dulu. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula
yang bersifat negatif. Semua ini merupkan ancaman, tantangan, dan
sekaligus sebagai peluang bagi bangsa indonesia untuk berkreasi dan
berinovasi di segala aspek kehidupan. Dengan adanya era globalisasi
ini sisi baiknya kita dapat menumbuhkan serta menciptakan inovasi
kita selama ini dengan lebih mudah terutama dalam bidang bisnis
maupun interaksi sosial, yang bertujuan dapat meningkatkan aspek
kehidupan yang akan datang untuk kelangsungan hidup anak cucu penurus
bangsa ini tercinta. Di era globalisasi, pergaulan antar bangsa
semakin tetap. Batas antar negara hmpir tidak ada artinya, batas
wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Didalam pergaulan antar bangsa
yang semakin kental, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru,
dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing.
- Solusi Mengatasi Masalah Identitas Nasional
Sebenarnya ada
banyak ada banyak hal dalam mengatasi setiap masalah, karena pada
dasarnya tidak akan ada masalah tanpa jalan keluar. Yang harus kita
lakukan adalah berfikir mencari jalan keluar yang terbaik tanpa
adanya kerugian yang diambil. Sebenarnya banayak cara untguk
mengatasi masalah Identitas Nasional yang ada di Negara Indonesia
tercinta ini, salah satunya ialah menerapkan dan membiasakan
mengikuti upacara. Di Indonesia sendiri memiliki banyak kegiatan
upacara baik yang bersifat wajib maupun nonwajib. Upacara wajib
seperti upacara kelahiran atau kemerdekaan bangsa Indonesia(17
Agustus), upacara kesaktian pancasila(01 Oktober), upacara hari
pahlawan(10 November), upacar non wajib seperti kebiasaan atau
tradisi upacara setiap hari senin yang sering dilakukan di
sekolah-sekolah.